Buku Luar Negeri (Barat) Vs Buku Lokal (Indonesia)

  • 2
  • Buku Statistika dan Networking


Dalam Negeri:
Bersiap-siaplah googling untuk mencari tahu pengertian istilah yang aneh-aneh.
Biasanya penulis dalam negeri berasumsi kita sudah tahu dengan jargon yang berkaitan dengan subjek yang kita pelajari.
Isi buku lebih ringkas, sehingga bisa dipakai untuk sistem kebut seminggu.

Dan entah kenapa materi ppt yang dihidangkan dosen benar-benar mirip dengan buku lokal.
Ini jelas memudahkan Mahasiswa dalam menghadapi kuis dan ujian-ujian lainnya.
Kecuali dosen yang ngambil referensi bukunya dari luar, tiap textbook biasanya dapet ppt pendamping.



Luar Negeri:

Pada bab-bab awal hampir TIDAK ADA istilah-istilah asing yang bakal mengkerutkan jidad.
Semuanya dianalogikan dengan kehidupan sehari-hari yang kita semua paham, disimpan untuk bab selanjutnya (dengan analogi yang sederhana lagi), atau ada pembahasan khusus supaya pembaca mengerti istilah asing tersebut.

Kecuali kalau ditulis kata 'Advance' pada judul buku-buku tersebut, bakal ketemu istilah yang kamu ga ngerti.
Itupun diakali dengan adanya sidenotes seperti ini:
If you're not familiar with OOP concept or DOM, you might want to check out our fundamental book.. bla-bla-bla.

Inilah sebabnya buku-buku barat lebih tebal dibanding buku lokal.

  • Buku Programming


Untunglah rata-rata penulis suka menyelipkan jokes dan tidak seenaknya memasukkan kata-kata yang ga dimengerti pembaca.
Baik buku lokal maupun luar negeri sama-sama mengandung 'humor'. Mungkin karena sesama programmer (yg biasa ngambil referensi dari luar) kali ya?

  • Buku Motivasi

Sepertinya sama saja, tidak ada perbedaan signifikan. Tidak ada kata-kata yang lebih gold dari kata-kata Mario Teguh. Yang sedikit berbeda adalah desain buku ataupun typographinya.


Oh iya, jangan lupa buku-buku tiruan dari buku yang sukses. Kalau pembaca jeli, pasti bisa lihat seri buku Ippho yang sekilas sama. Hal ini juga berlaku pada buku-buku berlabel 'Pocong'.

  • Buku Non-fiksi (Sejarah, Fenomena, Hasil Riset, Tokoh dll) 


Penulis Indonesia handal dalam membuat buku seperti ini dan tidak kalah dengan penulis luar negeri.

Bedanya buku Indonesia yang benar-benar bagus (tiap halaman penuh text yang memiliki riset/referensi yang jelas, bukan buku setengah jadi yang spacing-nya saja jarang-jarang) ga laku dipasaran.

Buku sejarah Majapahit, Fenomena Ekonomi, ataupun Sosial Indonesia jarang banget ada embel-embel "Best Seller". Padahal isinya lebih bagus daripada buku yang katanya "Best Seller".

Sementara The Shallow, Gun Germ and Steel, Outlier dan buku barat lainnya sukses menjadi buku 'best seller'

  • Referensi Buku Programming/IT secara general


Perbedaan yang paling menonjol adalah, referensi.
Buku dunia IT dari luar biasanya ga ada referensi di bagian belakang buku.
Beneran, silahkan cek sendiri buku-buku terbitan O'Reilly, Apress, atau PacktPub.
Bagian belakang buku barat biasanya berisi index atau appendix.

Ada yang sadar juga?


Kalau buku lokal rasanya kurang pas tanpa referensi bejibun.
Mungkin karena orang luar gengsi 'merefer' ke ilmu orang lain, merasa dia belum cukup mahir kalau sampai ngintip buku terbitan lain.
Jangan kaget kalau melihat halaman terakhir isinya referensi buku barat semua.

  • Final Word


Jangan lupa buku dari luar harganya juga ga masuk akal buat manusia Indonesia normal, jadi wajar saja ada perbedaan kualitas. Mungkin penulis Indonesia bakal lebih semangat seandainya harga bukunya jutaan rupiah.

Tulisan ini adalah hasil observasi iseng penulis yang tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah ataupun pengujian hipotesa. Jadi, kalau ada sanggahan, tambahan, saran, kritik silahkan tulis di komen ya :D

2 comments:

  1. baru tau ttg ini bro, masalahnya ane ga terlalu membandingkan samapi sedetail itu, kapan2 takcoba bandingin

    ReplyDelete
  2. hahaha...sooo true, gue pembaca buku motivasi dan IT. Sekarang lebih prefer buku luar daripada lokal.

    ReplyDelete

Kalau mau komen, pada "Beri Komentar Sebagai : "
Pilih "Name/URL", atau pakai akun google kalau punya.