Anak orang kaya memiliki apa yang disebut - The Sense of Entitlement.
Bisa menempatkan diri, tahu apa hak dia, dan tidak ragu-ragu untuk menyatakan itu.
Hal ini terjadi karena orang tua sering terlibat dengan
aktifitas anak. Sering bertanya mengenai apa yang mereka lakukan di
sekolah, diajarin apa saja oleh Pak/Bu Guru.
Mereka
juga akan concern dengan karya yang dibuat anaknya, misalnya "Wah,
gambar kamu bagus ya?". Yang ditindak lanjuti dengan les atau kursus
terkait.
Orang tua ini juga akan mengharapkan anaknya untuk merespon pertanyaan mereka. Bernegosiasi, atau bertanya kembali kepada orang tua. Sehingga anak akan lebih terbuka terhadap orang tua.
Di dunia sekolah atau kerja anak seperti ini tidak malu-malu untuk bertanya bahkan cenderung dianggap tidak sopan atau sombong.
Seperti Oppenheimer nanya ke dosen kalkulusnya, "Kok Bapak ngajarnya kaya gini?".
Yang dijawab oleh dosennya, "Ga semua orang punya bakat matematik cuk." -> Original: "Some people just don't have the intellectual firepower to be mathematician". Sayangnya professor itu ga tau kalau sebetulnya Oppenheimer jago kalkulus.
Sisi positifnya karena dia lebih proaktif, dia akan memiliki peluang lebih besar dalam mendapatkan apa yang dia mau. Mudah bergaul dengan siapapun (termasuk yang lebih tua) dan memiliki teamwork yang bagus.
Sementara itu anak dari orang miskin diajari dengan sistem "Accomplisment of natural growth."
Yang pada intinya membiarkan anak lepas begitu saja, atau dalam bahasa kerennya. Hidup mandiri.
Jangankan penasaran tentang apa yang mereka lakukan di sekolah. Mereka mungkin tidak peduli tentang karya yang anak mereka buat. Atau dengan kata lain mereka bilang, "Paling mereka cuma cari perhatian"
Urusan mendidik itu urusan sekolah (urusan guru) dan yang penting saya bayar (saya sudah cape-cape kerja cari duit). Anak harus hidup mandiri, karena waktu kecil saya juga seperti itu.
Hubungan yang terjadi antara anak dan orang tua biasanya tertutup, tidak saling mengetahui satu sama lain.Tentu saja dalam hati mereka saling menyayangi.
Gaya asuh seperti ini membuat anak tumbuh menjadi lebih mandiri. Mereka ga gampang ngeluh, lebih sopan, dan lebih kreatif dalam menggunakan waktunya sendiri.
Kadang mereka terlihat kurang percaya diri atau minder. Meskipun dalam praktis kehidupan sehari-hari mereka mandiri. Ibaratnya dilepasin dimana aja bisa 'hidup'.
Ini sebetulnya terkait dengan perdebatan Nature vs Nurture (Dari lahir atau dari asuhan). Tidak peduli dia jenius sejak lahir, namun bila didikannya seperti itu maka sifat anak akan terbentuk seperti itu.
Kata-kata orang tua yang kaya dan miskin disini memang tidak bisa dipukul rata, tapi rata-rata memang demikian.
Sumber artikel ini dari Penelitian Annette Lareau, seorang sosilog yang saya baca dari buku Outliers oleh Malcolm Gladwell bagian -The Trouble With Geniuses, Part 2-.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
iya juga ya mas. ada perbedaan dari gaya asuh anak orang kaya dan anak orang miskin.
ReplyDeleteperan orang tua memang penting sekali mengingat pendidikan dimulai dari lingkungan rumah (orang tua adalah guru pertama bagi anak).
Iya, fasilitas sama gaya hidup juga ngaruh banget. Apalagi pas SMP SMA, kerasa banget 'money matters'. Komputer, internet, buku, banyak deh pokoknya.
ReplyDeletesemakin bagus fasilitasnya, semakin bagus kualitas si anak karena banyak sumber belajar. ibaratnya fasilitas berbanding lurus dengan kualitas.
ReplyDeletetapi gak dipungkiri juga dengan segala keterbatasan ada beberapa anak yang punya kualitas diatas rata-rata.
Kalau menurut saya sih, yang paling berpengaruh adalah masa kecil si orangtua itu sendiri. Kadang ada dari mereka yang ketitka kecilnya, termasuk keluarga tidak mampu,merasakan kerasnya hidup,juga diajarkan oleh orangtuanya untuk hidup mandiri. Mereka berusaha keras hingga akhirnya bisa membangun kehidupan berkeluarga yang kaya. Namun, mereka tetap menerapkan pendidikan persis seperti orangtua mereka ajarkan waktu masih kecil. Karena mereka berpikir kalau kekayaan yang mereka dapat berkat usaha keras dan didikan keras kedua orangtuanya. Just my opinion. Btw, nice share...:)
ReplyDelete@Nabil
ReplyDeleteIya nda. Kadang orang juga lupa itu juga merupakan 'luck'. Ga semua orang diberkati dengan otak jenius by default. Fasilitas juga 'luck', tapi luck yang bisa di usahakan
@Fahmi
Makasih mi :D
Emang tiap orang punya pendapat masing2 buat ngurus anak. Mereka juga harus bijak untuk menyesuaikan gaya asuh dengan tuntutan jaman sekarang.